Prembule
Duluuuu, waktu
jamannya saya masih jadi makhluk nokturnal (bukan krn bergaul ma vampire ato
sejenis, tapi tuntutan tugas dan sks), pernah satu pagi di kampus merah di saat
menjelang deadline salah satu tugas besar (di saat anak2 yang lain pada hunting
arsip) saya lagi asyik masyuk ma buku an nabhani (at tafkir), dan itu membawa
ke sebuah ruang diskusi yang akhirnya membawa tanya kepada saya.
Ketidakbersetujuan kawan saya akan langkah saya membaca buku pemikiran di
tengah giat2nya mereka hunting (sejujurnya saya ga suka budaya gitu, selain
bikin bego, arsip yg di hunting toh juga sering adalah arsip yg salah, dan itu
sudah sering terjadi) lebih membawa saya ke predikat SALAH JURUSAN. Dan ketika
saya membela (dibantu seorang rekan saya) dengan alasan politik bukan jadi
monopoli orang politik saja, karena politik bermakna mengurusi umat, kawan saya
malah melontarkan sebuah pertanyaan yang kala itu betul2 membuat saya bertanya,
“Biar kata politik itu umum,
tapi secara akademis yang professional lah. Paling ga, apa ada aktivitas real
di dunia lu yang bisa berbicara politik atau pemikiran atau ungkapan2 tidak
setuju terhadap kapitalisme ?”....
Glek! Itu tepat membuat saya pada lingkaran pertanyaan.. Walo politik itu ga
harus politikus, tapi secara professional ada ga yg bisa saya lakuin
berdasarkan ilmu saya, design? Dalam design ada ga cara untuk menyatakan
pemberontakan kepada kapitalisme ? Ada ga cara untuk memperlihatkan kepada
masyarakat lewat gambar tentang semua itu?......
Culture Jamming
Jamming dikenal sebagai istilah slang di dunia radio Citizen
Band (CB) yang berarti praktek menginterupsi percakapan di antara CB-zen
(warga CB). Namun sebenarnya istilah ini pertama kali di gunakan oleh
Negativland, sebuah grup rock dengan syair-syair yang provokatif (Berkeley, AS,
1979). Pada perkembangannya, istilah ini kemudian berubah menjadi sebuah
entitas yang khas yang dikenal sebagai culture
jamming dengan jammer sebagai
sebutan pelakunya.
Culture jamming menurut Stuart
Ewen (kritikus social) adalah serangan pada kekuatan yang mendominasi publik,
yang membombardir dengan gambar-gambar dan tanda-tanda yang memanipulasi makna
sejati, dan menyesatkan publik. Ada juga yang mengatakan Culture Jamming merupakan sikap perlawanan terhadap kemapanan,
kemapanan yang mendiktekan keinginan mereka terhadap orang lain (media
informasi, penulis). Namun secara sederhana culture
jamming dapat diartikan sebagai suatu gerakan design yang keberadaan
awalnya muncul didasarakan sikap anti kapitalisme, dan menjadikan desain
sebagai jembatan sikap kontra mereka terhadap segala produk dari kapitalisme.
Dalam pergerakan awalnya Culture jamming lebih memfokuskan diri pada sikap anti-advertising dan subvertising. Para jammer menganggap perlu
sebuah perlawanan terhadap dominasi perusahaan-perusahaan besar (multi
korporasi cs.) dan negara-negara yang agenda-agenda kenegaraan mereka telah
digerogoti oleh perusahaan besar itu sendiri, dan memeras orang-orang di dunia
ketiga. Mereka juga menganggap dunia advertising dijadikan senjata bagi
perusahaan korporasi tersebut untuk membujuk dan merayu masyarakat untuk
menjadi konsumen aktif, tanpa melihat realitas kehidupan masyarakat di
negeri-negeri dunia ketiga. Kemudian, pergerakannya lebih berkembang ke arah
design secara luas, dengan konsep penentangan yang lebih meluas namun tetap
dalam ranah anti kapitalisme. Konsep kontra kultural ini lebih dikenal publik
sebagai kendaraan bagi orang-orang yang berseberangan dengan ideologi ataupun
pemikiran kapitalisme, dalam hal ini adalah sosialisme. Tetapi, sebagai metode
kreatif pemberontakan tanpa kekerasan, tidak ada nilai mutlak bahwa cara ini
MUTLAK berafiliasi sosialisme, karena ide sosialisme ataupu ide tandingan
lainnya yang dihamparkan tergantung dari ideologi si designer (ingat, design
bagai jembatan perasaan, kata dan pemikiran designernya. Jadi ideologi apa yang
dianut oleh designer, maka ideologi itu pula yang akan melatarbelakangi product
jammingnya), dan tentu saja tergantung bagaimana logika tanda yang dituangkan
designer ke dalam karyanya
.
.
Dalam prakteknya, aksi dan gerilya yang jammers lakukan adalah semacam
gerilya tanda kepada masyarakat baik dengan cara men-deface sebuah karya (billboard, iklan, logo, poster, lukisan atau
sculpture) ataukah dengan memparodikan bahkan mengaburkan sebuah karya.
Karya-karya mereka diantaranya yang paling kontroversial adalah bendera Stars-and-Stripes di depan gedung putih,
yang gambar bintangnya mereka ganti dengan logo-logo perusahaan Amerika. Ataupun
logo raksasa minyak ‘Exxon Mobile’ yang diplesetkan oleh Greenpeace menjadi ‘E$$on Mobile’ , juga
aksi sebuah kelompok jammers di Afrika Selatan yang akhirnya digugat lantaran
memparodikan merek bir ‘Black Label’ menjadi ‘Black Labor’ dan ‘Black
Neighbor’. Atau plesetan kata IMF menjadi ’Inernational Mother Fucker’ pada
beberapa poster adalah beberapa contoh product jammer dari luar. Untuk
karya-karya jammers dalam negeri, kawan2 setia OM yang pernah mengkomsumsi NC
zine (semoga anak ke lima masih bisa lahir, Amin.) dapat melihatnya. Di sana
ada banyak gambar-gambar ataupun poster-poster yang berafiliasi ke arah culture jamming (sampul belakang
NC#1,hal.6 NC#1,poster buang sampah, dan beberapa lainnya yg silahkan cari
sendiri..he..he. Ntar sy dikirain sales promotion lg). Dan untuk
product-product jamming dari NC ini (poster buang sampah, gambar baju liberte
hitam), adalah salah satu product yang nyata dan jelas anti ideologi
kapitalisme dan sosialisme. Dan sebagai jembatan, designernya mampu mengusik
tanya publik yang jadi konsumennya untuk mengajukan sebuah pertanyaan, ” Apakah ada ide, sistem, model yang lebih
ideal dari keduanya?” Dan itu, bagi seorang penyambung lidah-lidah anti
mainstream adalah titian awal menuju kepada proyek pencerahan.
Epilog
Akhirnya, hari itu pun saya ke kampus lagi dengan senyum
merekah dan tiga buah zine dari seorang kawan di parahyangan sana. Kawan-kawan
saya yg kemarin mempertanyakan bentuk karya pemberontakan seorang designer
terhadap sistem kapitalis, akhirnya mampu tersenyum dan bercerita sendiri
tentang beberapa gambar-gambar di zine itu yang menurut mereka dihamparkan
secara bulat-blat oleh designernya sebagai bentuk anti kapitalisme dan anti
sosialisme. Gambar ternyata betul adalah kata kedua, ketika mulut tak mampu
lagi berucap, saat itu pula gambar yang mewakili menjadi tanda komunikasi.
Nombok
- Tulisan di atas bukanlah sebuah iklan media
tertentu, karena diangkatnya media tersebut murni adanya adanya keterkaitan
product masalah dengan media tersebut. Tapi, kalo jadi tertarik, yah ga papa.
Lebih bagus lagi, he..he...
- Ditemukan teronggak di file hardisk
Bumi Tamalanrea Indah, 2006
PinkyCorner
Tidak ada komentar:
Posting Komentar